Semakin hari semakin banyak kejadian sedih yang menimpa Republik ini. Kubertanya, apa salah kita, apa dosa kita sehingga kejadian itu bertubi-tubi terjadi? Jika menonton berita, membaca surat kabar, berita sedihlah yang berulang kali disebutkan. Republic Disaster, aku pernah mendengar sebutan itu.
- Luapan lumpur panas di Sidoarjo belum juga berhenti.
- Kerusakan akibat gempa di berbagai daerah belum juga pulih.
- Banjir bahkan banjir bandang di banyak lokasi.
- Kecelakaan transportasi laut dan udara: KM senopati, Adam Air, dll.
- Tragedi Adam Air : Orang se-Indonesia kena tipu karena munculnya kabar bohong yang mengatakan telah ditemukannya bangkai pesawat itu di Desa Ranguan, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polman, Sulbar.
- Karena musim badai, nelayan tidak melaut.
- Kerugian akibat banjir di Matangkuli (Aceh) diperkirakan Rp 13 miliar.
- Desa Tampur Paluh (Aceh) lenyap tersapu banjir bandang yang terjadi pada tanggal 21 Desember 2006. Semua penduduk selamat. Alhamdulillah.
- kerugian dunia pendidikan akibat banjir di Aceh Timur Rp 8,9 miliar.
- Air sungai di salah satu sungai di Desa Hiliweto Kecamatan Gido, Nias, meluap, belasan rumah penduduk terendam banjir.
- Selama 2006, Polres Tanjung Balai (sumut) tangani 776 kasus tindak pidana, diantaranya kasus penyelundupan, perjudian, ilegal logging, migas, premanisme, dan trafficking person.
- Selama tahun 2006, 119 pasangan selingkuh terjaring di Binjai, Sumut.
- Gelar kembang api dan musik meriahkan malam pergantian tahun hampir di semua daerah (padahal...?? masih dalam suasana Idul Adha... dan dengung takbir terbenam oleh riuhnya petasan dan kembang api)
- Hari pertama ngantor, banyak PNS (Lhokseumawe, Aceh) tidak masuk kerja, tepatnya pada tanggal 2 Januari 2007.
- BPS tak khawatir kemungkinan kenaikan kemiskinan pada tahun 2007.
- Presiden PHP (Perjuangan Hukum dan Politik): Perjalanan politik dan penegakan hukum tahun 2006 masih melukai perasaan masyarakat.
(Sumber dari Harian Analisa terbitan Medan)
Masih merasa sombongkah kita ini? Berulang kali kita telah ditegur lewat musibah-musibah itu. Lalu, sampai kapan kita masih berbuat kerusakan? Berbuat keonaran. Melakukan hal-hal yang hanya menguntungkan diri sendiri tanpa memperhatikan faktor lain?
Kita mengaku sebagai negara yang beragama, tapi di sisi lain, agama itu sendiri dirasakan menjadi beban. Agama tidak lagi ditempatkan sebagai sumber landasan hidup, Perintah-perintah dan larangan-larangannya hanya dianggap lalu. Bahkan dijadikan bahan olok-olokan, dianggap tidak sesuai lagi dengan modernisasi. Lalu, teguran-teguran yang diberikan-Nya masih juga tidak membuka mata kita? Sebebal apa hati manusia itu terbuat? Mungkin, hingga napas tinggal di ujung tenggorakan saja, barulah insyaf. Tapi, itu tidak bermanfaat baginya.
Ya Allah Yang Maha Pengampun, ampunilah kami. Aku memanglah belum sempurna dalam menjalankan agama ini, Islam. Ya Allah Yang Kuasa pada Hari Pembalasan, murka-Mu sungguh menakutkanku. Bantulah aku dan semua hamba-Mu untuk bisa kembali ke jalan-Mu, jalan yang lurus, bukan jalannya orang-orang yang sesat dan bukan jalannya orang-orang yang Kau murkai. Amin.
*sebenarnya, aku malu menuliskan hal ini :(Abu Sa'id Al-Khudriy ra berkata, aku mendengar Rasulullah sar bersabda,
"Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia merubah dengan tangannya, bila ia tidak mampu, maka dengan lisannya, dan kalau tidak mampu, maka dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah iman."
Belum lagi, saat aku mendengar berita dari negeri di seberang sana, saat seorang saudara semuslim di hukum gantung di hari suci Idul Adha. Innalillahi wa ina ilahi roji'un. Kabar yang kutau, seorang muslim itu mengucap kalimat syahadat saat menutup matanya.
0 Komentar:
Post a Comment