Kedewasaan
"Rin, kedewasaan tak terukur oleh waktu."
Ada yang pernah berkata kalau kematangan dan kedewasaan seseorang terbentuk dari pola asuh dan lingkungan tempat ia tumbuh. Pola asuh yang tepat membentuknya menjadi seseorang yang yang dewasa dalam menyikapi segala hal yang terjadi.
Salah satu bentuk dari kedewasaan adalah adanya keinginan untuk bisa saling mengerti, memahami dan menghargai satu dengan lainnya, saling menerima kekurangan masing-masing dan mencoba untuk saling menyesuaikan diri pada lingkungan masing- masing.
Hmm...
Bentuk lain kedewasaan, mau mengakui kekalahan (??). Ini merupakan bentuk usaha menguasai diri sendiri. Maraniss berpendapat : Be proud and unbending in defeat, yet humble and gentle in victory. Maksudnya : Banggalah ketika kalah dan rendah hatilah ketika Anda menang.
Masih banyak lagi bentuk kedewasaan-kedewasaan. Kedewasaan tidak dapat didapat dengan mambaca buku atau bersekolah setinggi-tingginya. Bersekolah hanya mengajarkan kita pada sesuatu (learning how to think) bukan mengajarkan kita untuk menjadi (learning how to be). Kedewasaan hanya diajarkan di Universitas Pengalaman dan Kesulitan. ^_^
Jadi, jangan pernah bosan untuk terus belajar. Belajar dari pengalaman-pengalaman masalah dan kesulitan yang pernah dialami. Bersemangat !!
"Hendaknya kita mengukur ilmu bukan dari tumpukan buku yang kita habiskan. Bukan dari tumpukan naskah yang kita hasilkan. Bukan juga dari penatnya mulut dalam diskusi tak putus yang kita jalani. Tapi dari amal yang keluar dari setiap desah napas kita".(Ibnul Qayyim Al Jauziyyah).
0 Komentar:
Post a Comment