Suatu Hari Saat Menghadiri Walimahan
Di depan masjid, kami masih berpikir-pikir ria, naik angkot apa ya. Nekad dah. Setelah berunding, kita memutuskan tuk naik angkot yang lewat di depan masjid. Pede aja dah. Rencananya akan nyambung ke angkot berikutnya yang menuju ke lokasi. Ketika hampir sampai tujuan, kami bertanya pada penumpang lainnya. Mereka menyetujui pilihan kami. Hihihi, apa pula tuh.
Angkot keduapun dinaiki. Tiba-tiba seorang teman nyelutuk, ingat dengan lokasi pesta. wah, ternyata lokasi itu mah aku juga tau. AngKot yang kita naikin ga masuk ke lokasi. Artinya kita harus nyambung angkot lainnya. Yah, ga apa dah.
Angkot ketigapun dinaiki. Kali ini pake request ke supir angkot, minta diturunkan di simpang jalan masuk ke kompleks. Alhamdulillah, hampir sampai juga. Langkah selanjutnya mencari rumah di dalam kompleks. Ini juga berat. Bertanya ke penduduk, lokasi berada pada jalan ke-3. Kayaknya dekat dah, ternyata simpang jalan pertama aja jauh. :D
Saat sampai pada simpang jalan pertama, seorang ummahat dan suaminya lewat. Mereka menyuruh kami tuk menunggu saat mereka mencari rumah yang walimahan. Alhamdulillah, kita ga perlu mutar-mutar tuk mencari.
Eh, ummahat tadi kok balik lagi. Ga lama, kendaraan berikutnya juga nongol lagi. Kok kayaknya mereka muter-muter mlulu. Susah kali ya ketemunya. Makin banyak aja biker yang lalu lalang sambil mencari lokasi.
Kemudian muncul ummahat dan keluarganya menawarkan kami tuk ikut ke mobilnya. Mobilnya kosong. Alhamdulillah, ada tumpangan. Jadi deh kami ikutan muter-muter. Simpang ke-3 dilewati, sekali, dua kali, tiga kali. Tanda-tanda walimahan ga juga kliatan. Waduh. Pengantinnya ditelpon, telpon ga aktif. Si abi inisiatif tuk nelpon seorang ikhwan, teman dekat si pengantin pria. Telpon nyambung. Lokasi walimahan dah ketemu. Alhamdulillah.
Eh, eh, eh, si ikhwan bukannya ngasi petunjuk jalan, malah nyuruh si abi tuk pulang aja. "Abi pulang aja, ga usah ke sini. Kibornya ada, lagi nyanyi-nyanyi." Kibor, sebuah kata kunci apakah sebuah acara didatangi atau engga. Mencakup juga musik-musik yang bertemakan Islam atau disebut nasyid. Si abipun menyebarkan info ini ke ikhwan lainnya. Akhirnya rame-rame meninggalkan kompleks tersebut dan bergegas pulang. Too sad...
"Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras dan musik." (HR. Bukhari dan Abu Daud)
Semua ulama sepakat bahwa hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari adalah shahih. Dengan alasan itulah, walimahan dengan diiringi musik akan 'diboikot', tidak akan dihadiri.
Namun, terkadang aku masih belum bisa istiqomah. I hope, aku akan semakin baik dan baik ^_^ di jalan Allah. Mesti banyak-banyak baca surah Al-Baqarah nih.
Umumnya masalah kibor adalah masalah biasa antara keluarga dan si anak yang akan menikah. Biasanya keluargalah yang akan ngotot tuk tetap menampilkan musik, mungkin karena malu, gengsi atau lainnya. Pernah seorang akhwat sampai menangis di hari bahagianya, pernikahannya, karena pihak keluarga (pria maupun wanita) ngotot harus pakai musik, dan lainnya. Hmmm, too sad. Ntar aku gimana ya .... ? Semoga dimudahkan oleh Allah.
Lebih lanjut tentang hukum musik.
5 Komentar:
Mbak, chat box-nya error lagi tuh. Terpaksa deh kirim komen, jadi maklum ya kalo gak nyambung. :)
Ecko
musik di hari pernikahan juga ga boleh ya? bukannya ada pengecualian? di hari pernikahan dan di dua hari raya? wallahu'alam. Atau mungkin dikarenakan jenis alat musiknya ya ^o^
Ayo nih kapan ka Rini nyusul? ^_^
assalamu`alaykum kak aisy..
kok bisa ya komen ny muncul di di bawah postingan, gimana caranya sih...???
didoakan: semoga saat k aisy nikah, semuanya bisa syar`i, sejak mulai taarufnya..^_^ amiinn
Alhamdulillah..walihaman lagi, .so how about 'nie ?
mp3 nya g bisa donlot ?
Post a Comment