Ini Medan, Bung (2)
Tjong A Fie seorang perantau dari Moy Hian (Kheh) Canton, China. Ketika masih muda, ia dan abangnya berlayar dan mendarat di Kampung Laboean (sekarang namanya Labuhan) pada tahun 1870. Sampai di Medan, ia membuka kedai yang bernama Bun Yong Tjong yang melayani kebutuhan kuli China daratan. Kedainya ramai dikunjungi dan hasil penjualannya terbilang besar. Hal ini yang membuatnya cepat menjadi kaya raya.
Saat itu, Medan masih kampung kecil yang berada di antara Sungai Babura dan Sungai Deli. Di kampung kecil inilah, Tjong A Fie membangun rumah yang waktu itu bernama Tepekongstratt atau Kesawan. Sekarang namanya Jalan Ahmad Yani. Kawasan ini berkembang menjadi pusat bisnis di Medan, sekitar tahun 1876. Tjong A Fie tidak hanya pandai berbisnis tetapi juga mahir membangun hubungan baik dengan Sultan Deli. Waktu itu kesultanan memberikan konsesi tanah kepada Belanda di bawah bendera Deli Maatschappij, sebuah perkebunan milik Belanda. Akhirnya, ia dianugerahi pangkat Letnan Dua pada September 1885. Jabatan ini sekaligus mengukuhkan bahwa A Fie adalah kepala orang-orang China di Tanah Deli. Tjong A Fie banyak menyumbang untuk kota ini di antaranya adalah menyumbang jam besar di Balai Kota (lama) pada tahun 1913. Membantu pembangunan Masjid Raya Al-Mashun.
Tjong A Fie meninggal tahun 1921. Anak-anaknya tidak memiliki pamor sepertinya. Tjong A Fie meninggalkan sebuah bangunan yang cukup bersejarah di Medan, sebuah kediamannya yang berada di Jalan Ahmad Yani. Gedung ini menyisakan jejak sejarah bagi Kota Medan, bahwa keberadaan orang Tionghoa di Medan adalah juga sejarah keberadaan kuli kontrak, terutama di bidang perkebunan. Sejarah mencatat sejak keberadaan perkebunan pertama di Tanah Deli pada saat itu sekita 300 ribuan buruh China didatangkan dari Singapura dengan kontrak kerja. Setelah kontrak dihentikan kemudian buruh didatangkan dari China dan Jawa. Cukup banyak juga yang berniat untuk mencari rejeki yang dirasakan cukup menjanjikan. Perkembangannya kemudian setelah kontrak berakhir, para kuli itu memilih tetap tinggal di Medan. Ada yang menjadi pedagang, tukang becak, goni botot, dan pekerjaan lainnya (makanya penduduk di Medan cukup beragam termasuk penduduk turunan Tamil India yang biasa disebut Orang Keling).
Saat ini rumah ini masih dihuni oleh turunan Tjong A Fie. Rumah ini masih berisi benda-benda bernilai seni China. Sayangnya rumah ini tidak dibuka untuk umum. Aku pernah punya kesempatan untuk masuk ke dalamnya, saat menjadi panitia sebuah ajang pemilihan putra-putri pelajar se-sumut. Namun karena saat itu aku sedang sakit... yah, ga bisa berkunjung ke rumah Tjong A Fie ini. *Mode penasaran:ON
Saat ini, rekan sejawat Tjong A Fie (sama-sama turunan Tionghoa) hampir bisa dikatakan sudah menguasai perekonomian Medan. Weleh-weleh deh. Minggu lalu sempat diskusi (tepatnya curhat) dengan beberapa pebisnis dari luar Medan. Mereka sedang mencari rekan bisnis yang mau membuka frenchise di Medan. Mereka merasa cukup heran dengan Medan, terkadang serasa di China Town ^_^ (Masa sih?) Mau nyoba main ke Sun Plaza, Thamrin Plaza, Perisai Plaza, daerah Sutomo, dan jalan Asia atau bahkan ke Merdeka Walk? Mereka sedikit curhat, mereka berharap bisa berbisnis dengan orang-orang seperti aku dan temenku. Boleh aja sih, jadi investornya ya, hehehhehe.... Kemarin ada yang nelpon katanya hampir deal dengan seseorang, ga tau 'berjilbab' atau 'tank-top'....
12 Komentar:
rin.. kamu tuh sub marga-nya apa? kalo diajak ngobrol pake bahasa tap-sel bisa ga? atau bisanya melayu?
- ordinary person -
numpang lewat ah... shoutboxnya lagi error tuh hehehe......
@OP, simatupang togatorop.... Pernah denger?
oh belum pernah denger tuh... kayaknya ngga terkenal ya hehehehe....
eeh bisanya bahasa apa aja? tapsel bisa ga? atau melayu aja?
bisa bahasa planet mana aja? :P
- ordinary person -
anonymous yg diats kaya naksir rini, nga coba kenalan lebih jauh rin ;)
FYI : simatupang bukan berasal dari tapsel loh...
tapi dari taput.
rini.. tau kok simatupang dari tapanuli utara hehehehe...
mana nih bahasa planet tapanuli utara-nya... kok ga keluar? :P
- ordinary person -
@OP
Emang ntar bisa nyambung kalau diajakin ngomong bahasa batak?
Ngerti bahasa batak? Orang batak ya?
ahado kabari anggi? hehehe..
tapanuli utara ngga begitu.. kalo melayu sih boleh2 saja.. :)
- ordinary person -
@OP, hehehhe... dapat nih ip nya :P
hehehhe... sama dengan yang ngasi komentar di 'telpon2an'...
ga bisa cakap batak? makanya belajar. ntar kalau udah bisa, ajarin aku ya, hehehhe...
kekekeke...... tebak ada dimana coba? kalo link IP JKT itu nyengaja, karena pake proxy jkt, sedangkan lokasi ak beda tempat kekekeke....
- ordinary person -
ada yang lupa, settingan rute internet begini:
IIX jkt ------- main office ------ branch
ip: x.x.x.x
nah ak pake proxy server mengarah ke IIX jkt (ISP-nya) , sedangkan lokasi ak berada bukan dikota itu kekekeke...
hacker juga manusia, punya rasa punya cita..... nyambung ga ya lagunya? kekekeke...
- ordinary person -
Post a Comment