moving to Jakarta ...??
Masjid sudah selesai dibangun, ruangan tuk belajar udah ada. Ummiy pun makin semangat motivasi kita-kita untuk mengisi sarana-sarana yang sudah ada itu. Akupun diminta menjadi salah satu guru TK. Jumlah tenaga kita emang masih dikit. Jumlah akhwat di sini masih dikit. Berat juga tuk ditinggalin
Moving to Jakarta. Mudah-mudahan ada saat yang tepat, nanti... Tapi, jikapun tidak ada, pastinya di Medan jauh lebih baik.
Ingat masa-masa kuliah dulu. Seorang dosen berusaha memperlambat kelulusanku. Karena dia, aku harus mengulang sebuah mata kuliah Studio Perancangan. Mengulang di sini, harus menunggu 1 tahun berikutnya. Alhamdulillah beasiswa yang kuterima tidak berdasarkan jumlah tahun melainkan hingga selesai kuliah. Beasiswa bisa dipergunakan untuk memenuhi biaya-biaya yang keluar selama mengulang mata kuliah studio tersebut.
Hingga saat tugas akhir. Alhamdulillah, walau terlambat 1 tahun, aku masih bisa bersama-sama teman-teman 1 'gang' melewati masa-masa tugas akhir. Untuk menghindari si dosen x itu, aku sudah merancang sebuah strategi. Biasa tugas akhir terbagi atas beberapa kelompok. Masing-masing siswa diberi kebebasan ntuk memilih dosen pembimbing 1, selama dosen itu setuju.
Agar tak satu kelompok sidang dengan dosen x itu, aku memilih dosen yang biasanya tidak satu kelompik dengan si dosen x. "Lamaran" diajukan buat si dosen pembimbing. Alhamdulillah, lamaran disetujui. Padahal dosen ini termasuk dosen yang cerewet tapi aku yakin dengan kemampuannya. Dia tidak akan mau menjatuhkan mahasiswa bimbingannya di sidang meja hijau. Dua temanku lainnya juga memilih dosen pembimbing yang sama denganku. Senengnya... Namun 1 temen dekatku diminta si dosen x tuk jadi mahasiswa bimbingannya. Temanku setuju. Ini berarti kita akan beda ruangan, beda kelompok. Berpisah.
Dosen pembimbingku tau kalau kami 4 orang ini teman kompak, dekat. Saat itu dia adalah kordinator tugas akhir. Lewat keputusannya, akhirnya kami dibuat satu kelompok. Dosen pembimbingku memilih tuk bergabung satu kelompok dengan kelompok sidang si dosen x. Huaaaah..... .... Begitu tau kabar itu, lemes dah rasanya. Apatis. Dosen x yang sudah dihindari, malah dia datang. QadrAllah. Ga tau deh itu keputusan si dosen pembimbing atau emang permintaan si dozen x tuk satu kelompok sidang denganku.
Tugas akhir yang 6 bulan itu dilewati dengan deg degan. Semoga aku tidak dibuat susah oleh si dosen x. Duh, salahku padanya apa ya...
Enam bulanpun berlalu. Suka duka kalau dilewati bersama sobat-sobat yang baik dan dosen pembimbing yang memang membimbing emang menyenangkan. Alhamdulillah, saat sidang presentasi, sidang 1, 2 hingga meja hijau dilewati dengan baik walau sempat juga rasanya mau nangis saat berhadapan dengan si dosen x. Aku berhasil mendapatkan nilai B+. Alhamdulillah. Info dari dosen pembimbing lainnya, si dosen x memberiku nilai yang rendah hingga aku tak bisa diajukan tuk dapat nilai A. Ah, B+ pun sudah baik...
Aku juga ingat bagaiamana reaksi wajahnya saat aku, dan teman-teman menjenguk ke rumah sakit saat orang tua dan anaknya sakit. Kayaknya dia ga nyangka akan kujengut setelah apa yang dilakukannya. Hmmm, ummat Islam emang harus mudah memaafkan.
0 Komentar:
Post a Comment