Bencana
- Tsunami di Aceh, Nias, Pangandaran (Jawa Barat);
- Banjir bandang di Bahorok, Sinjai, Gorontalo;
- Gunung Merapi meletus;
- Gempa bumi di Jogja, Jateng;
- Lumpur panas di Sidoarjo (Jatim);
- Tanah longsor di beberapa lokasi;
- Kekeringan di beberapa daerah di Jawa;
- Kemarin, gempa di kawasan Selatan Jawa meliputi Jawa Barat, Jakarta, dan beberapa daerah Jateng.
Sisi ilmiah dan agamais (Islami) merupakan hal yang saling berkaitan, tak bisa dipisah. Allah menyeru pada kita agar menjaga kelestarian alam. Tujuannya tentu saja untuk kenyamanan kita hidup di bumi Allah ini. Selain itu, dengan mempelajari sisi keilmiahannya dapat menjauhkan kita dari selalu berperasangka buruk pada Allah. "Kenapa selalu Indonesia? Apakah do'a kita selama ini sia-sia? Kenapa tidak di Israel saja?" Orang yang bersabar terhadap cobaan Allah adalah orang yang selalu berperasangka baik pada Allah.
Dengan alasan itu, aku mencoba menganalisa kawasan Indonesia ini. Bumi Allah ini, walau padat namun selalu bergerak, tidak statis. Lempeng tempat manusia berpijak berada di atas cairan yang disebut astenosphere. Lempeng tektonik samudra maupun lempeng tektonik benua yang ketebalannya rata-rata 40km sama-sama mengambang di atas astenosphere yang cair ini. Pergerakan inilah yang menyebabkan tanah tempat kita berpijak juga bergerak.
Negaraku ini berada di lempeng Indo-Australia yang terus bergerak ke arah Utara. Pulau Jawa berada di lempeng Eurasia. Lempeng Eurasia ini terus didesak oleh lempeng Indo-Australia. Bahkan, bila pergesekan ini mencapai puncaknya (ratusan ribu lagi), Pulau Jawa akan tenggelam. Allahu'alam... Pergesekan antar lempeng seperti inilah yang menyebabkan sering terjadinya gempa di Indonesia. Jadi, gempa di negara kita ini sudah merupakan kehendak Allah, merupakan rencana-Nya.
Ikhtiar kita saat ini adala meminimalkan dampak gempa. Jepang adalah salah satu negara yang sudah lama sadar bahwa negaranya merupakan jalur rawan gempa. Kita bisa mencontoh mereka. Mungkin:
- Mendirikan bangunan yang tahan gempa --> aku harus mempertimbangkan soal konstruksi bangunan.
- Menjauhkan rumah penduduk dari tepi pantai (tsunami).
- Mengembalikan terumbu karang (tsunami).
- Mensosialisasikan cara-cara menghadapi gempa melalui simulasinya --> mencari tau bagaimana cara tepat menghadapi gempa.
- Memperbanyak lapangan sebagai tempat yang aman untuk mengungsi, menghindari bangunan/pohon/tiang yang rubuh --> mencari lokasi aman bila terjadi gempa.
- Terus memantau pergerakan lempeng (kerjaannya BMG ya...).
- dll ... pastinya ada yang lebih ahli yang bisa memikirkannya.
- Mendekatkan diri pada Allah sebagai Sang Pemilik Alam Jagad ini. Mempersiapkan diri untuk hal terburuk.
Itu masih tentang gempa bumi. Masih ada bencana banjir, kekeringan, tanah longsor, dll. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (walhi) memperkirakan sekitar 83% wilayah Indonesia rawan terjadi bencana alam akibat banyaknya hutan yang rusak bahkan musnah. Innalillahi wainnailaihi roji'uun. Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Chalid Muhammad menyimpulkan, "dari 122 juta hektar hutan di Indonesia, ada sekitar 3,4 juta hektar musnah setiap tahunnya."
Miris mendengarnya. Ei, kita tak mampu menjaga amanah yang diberikan Allah. Karunia-Nya berupa alam yang subur dan indah tak dapat kita pertahanankan. Wajarlah jika kita mendapat musibah atas kecerobohan kita sendiri. (Maaf ya Allah karena aku tak berbuat apa-apa.) Chalid Muhammad juga mengemukakan perlu adanya kebijakan luar biasa dari presiden untuk menjamin penghidupan berkelanjutan masyarakat terutama di Pulau Jawa yang memang daerah yang paling rawan dan rusak. "Presiden hendaknya sesegera mungkin menginstruksikan ke seluruh daerah untuk menyusun tata ruang yang mengintegrasikan kerawanan bencana dan pengelolaan lingkungan. Indonesia harus memiliki tata rung berperspektif bencana."
Yaaah.. sudah waktunya kita lebih 'bersahabat' pada alam.
Dan (ingatlah) ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata "Ya Allah, jika betul (Al-Quran) ini benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedang engkau (Rasulullah saw) berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka memohon ampunan. (QS. Al-Anfal 32-33)[Terinspirasi dari sebuah blog yang memang sering memberiku inspirasi, guruh ... kecuali pendapatnya yang satu itu. Hidup Indonesia bersatu... ^_^]
4 Komentar:
ik djahadi adem batja koweorang poenja toelisan non....
@koeaing
bahasa mana tuh?
melajoe poenja bahasa itoe sinjo/non....
Bahasa jaman nyak babe dulu....
Eh, jamannya menir :D
Post a Comment