Ingin Berteriak
Keadaan perekonomian di Indonesia, khususnya Medan belumlah membaik. Dan belakangan ini, keadaan semakin memburuk. Kabarnya, banyak usaha kecil yang hampir gulung tikar dan (mungkin) sudah ada yang gulung tikar. Selain itu, juga sudah ada korban jiwa.
Ada apa sebenarnya? Kita simak saja, ungkapan dari Ketua DPR RI, Agung Laksono, tentang kondisi di Medan saat ini,
"Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) di Sumatera Utara dalam satu bulan harus sudah dapat mengatasi krisis listrik yang sudah sangat merugikan dan meresahkan masyarakat." - Harian Analisa, Medan.Yap, PLN yang bertanggung jawab atas keresahan warga Medan. Bayangkan aja, gimana ga setress kalau listrik padamnya 3 kali sehari. Setiap kali mati selama 4 jam. Kemaren, listrik baru nyala jam 1 siang dan mati kembali jam 4 sore. Rasanya....
PLN beralasan, ada mesin yang rusak dan sedang diperbaiki. Pasokan listrik berkurang banyak. Masyarakat (pelanggan) harus menerima keadaan itu, kekurangan energi listrik. Pelanggan disuruh secara paksa untuk berhemat.
Berhemat menggunakan energi listrik. Hal ini, memang sudah diterapkan di negara lain, terutama negara-negara yang tidak penghasil minyak bumi. Sedangkan kita yang menjadi negara penghasil meinyak bumi, sering terlena dan sedikit berfoya-foya. Dan, memang sudah saatnya bagi kita untuk dapat menghemat enegi listrik ini. Semuanya untuk kebaikan kita. Kita memang harus mengakui bahwa negara kita ini bukanlah negara kaya sehingga bisa berfoya-foya.
Aku teringat masa-masa kecil dulu. Tv selalu menyala, ada yang menonton atau tidak. Lampu-lampu juga menyala, apakah ada yang di dalam ruangan atau tidak. Begitu juga kipas angin dan alat-alat elektronika lainnya. Mubazir sekali kan...? Padahal lebih baik semua itu dimatikan saja bila tidak dipergunakan. Ada sebuah penelitian tentang hemat lampu. Hasilnya, lampu lebih baik dimatikan bila kita keluar dari ruangan itu untuk keperluan lebih dari 1 menit [Discovery Channel : MythBuster]. Memang ada mitos yang mengatakan, daya tarikan listrik yang baru dihidupkan relatif besar sehingga listrik lebih hemat jika tetap dihidupkan. Ternyata, mitos itu salah. Listrik lebih hemat jika lampu dimatikan dan dihidupkan kembali dalam waktu tidak kurang dari 1 menit. Memang tiap jenis lampu berbeda nilai ekonomisnya, umumnya kurang dari 1 menit. Angka minimalnya rata-ratanya adalah 1 menit. Dan kekuatan lampu yang hidup-mati berkali-kali dalam sehari, bisa tahan lebih dari 2 tahun.
Kemudian, untuk pengiritan lebih lanjut. Dan untuk menjaga keawetan barang-barang elektronik. Saat listrik dipadamkan oleh PLN, pastikan alat-alat elektronika dalam keadaan mati (off). Begitu juga lampu-lampu kecuali sebuah lampu yang dijadikan pertanda sudah masuknya lagi pasokan listrik dari PLN. Barang-barang elektronika dapat dinyalakan kembali, kira-kira 5 menit setelah listrik dari PLN masuk. Hal ini untuk menunggu stabilnya arus listrik.
Di balik itu semua, lagi-lagi permasalahan utama adalah terputusnya aliran listrik dari PLN.
Aggh... Sampai kapan hal ini terjadi?
PLN oh PLN. Semogalah perusahaan ini cepat bangkit kembali, bangkit dari keterpurukan.
Semogalah perusahaan ini diisi oleh para pekerja yang memang ahli di bidangnya dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Semogalah semua dimudahkan oleh Allah.
Allahumma amiin...
0 Komentar:
Post a Comment